RIM Digugat Soal Nama BBM

TEMPO | Zulkarnain

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang tutup tahun, Research In Motion (RIM) kembali mendapat kabar tak sedap. Perusahaan asal Kanada ini sekali lagi harus berurusan dengan hukum. Masalahnya, sama seperti kasus BBX, yakni perseteruan hak paten.


Dalam kasus hukum BBX, RIM kalah di pengadilan. Perusahaan pembuat BlackBerry itu pun terpaksa harus mengganti nama sistem operasi terbaru mereka dari BBX menjadi BlackBerry 10.


Nama BBX sudah dipakai oleh sebuah perusahaan di New Mexico. RIM pun akhirnya dilarang memakai nama itu. Kali ini, vendor yang pernah menguasai pasar telepon seluler pintar ini digugat soal penggunaan nama pada platform instant-messaging populernya, BBM.

Ya, BBM alias BlackBerry Messenger adalah salah satu fitur andalan RIM untuk menggaet para pelanggannya. Dengan BlackBerry Messenger, pengguna ponsel BlackBerry dapat saling berkirim pesan ataupun gambar melalui jaringan RIM dan langsung mendapat notifikasi apakah sudah terkirim dan terbaca.

Saking populernya, banyak pengguna yang menyingkat nama BlackBerry Messenger menjadi BBM. Tapi ternyata nama itu sudah digunakan oleh sebuah perusahaan di Kanada, yakni BBM Canada. Kini perusahan itu memperkarakan RIM ke meja hijau.

Menurut laporan yang dilansir kantor berita Reuters, BBM Canada akan mengajukan tuntutan pelanggaran hak paten pada Februari mendatang. BBM Canada adalah perusahaan survei seperti Nielsen, yang mencatat jumlah pemirsa televisi dan pendengar radio di Kanada untuk menentukan rating sebuah program.

Jim MacLeod, bos BBM Canada, seperti dikutip Reuters, meminta RIM menghentikan segala iklannya yang menggunakan nama BBM. Namun MacLeod dikabarkan bersedia mengganti nama BBM Canada, tentunya dengan harga pantas.

“Kami berpikir sederhana saja, mereka (RIM) adalah perusahaan skala dunia, kami tidak. Tapi kami tidak akan menyerahkan begitu saja nama perusahaan kami,” kata MacLeod. “Kami yakin, untuk perusahaan sebesar itu, angka yang kami ajukan kecil, tapi bagi kami sangat besar. Yang pasti BBM adalah nama milik kami, bukan milik mereka.”

Gugatan yang dilayangkan MacLeod dinilai terlambat. Sebab, BlackBerry sudah bertahun-tahun menyediakan layanan bernama BBM. Namun ketika RIM memakai nama resmi BBM Music itulah yang kemudian memunculkan masalah.

BBM Music adalah layanan penyedia lagu berbasis komputasi awan untuk pengguna ponsel cerdas BlackBerry. Soal tuntutan ini, RIM belum memberi komentar resmi.

RIM Pakai Android?

Masalah bertubi-tubi yang menimpa RIM belakangan ini membuat banyak kalangan terus menyoroti kinerja perusahaan ini. Banyak yang berpendapat RIM sebaiknya dijual saja kepada Microsoft, Nokia, atau Amazon.

Namun, Zeus Kerravala, analis utama perusahaan peneliti ZK Research, mengaku ragu apakah RIM layak dijual, mengingat jumlah pengguna BlackBerry terus merosot. Menurut dia, ada dua hal yang harus dilakukan RIM: penggantian kepemimpinan dan perubahan strategi bisnis.

"Ketika orang membeli iPhone atau Android, mereka membelinya karena mereka menyukai sistem operasi yang digunakan. Saya kira apa yang dialami RIM jauh berbeda. Orang membeli ponsel BlackBerry karena mereka suka ponselnya dan keyboard QWERTY,” ucap Kerravala.

Menurut Kerravala, hal yang akan dilakukan jika menjadi pemimpin di RIM adalah menghentikan penggunaan platform QNX dan menggantinya dengan Android. “Perusahaan akhirnya hanya berfokus menjual ponsel saja,” ucapnya.

Aplikasi adalah sesuatu yang sangat berharga untuk sebuah ponsel cerdas. Para pengembang aplikasi kebanyakan lebih memilih membuat program dengan platform iOS atau Android. Mereka jarang melirik sistem operasi BlackBerry, terutama sejak pangsa pasar RIM terus menurun.

“RIM sudah sering jatuh-bangun. Ini seperti sudah menjadi takdir mereka. Itu sebabnya mereka butuh CEO baru. Secara pribadi, saya tak lagi percaya pada duet kepemimpinan yang ada,” ujar Kerravala.

Ia menambahkan, RIM kini telah tumbuh menjadi perusahaan besar yang harus dikemudikan oleh orang berkompeten. “Kedua orang di pucuk pimpinan sekarang ini sudah tidak bagus. Datangkan orang yang ahli soal Android, mungkin dari Google. Itu adalah solusi paling masuk akal.”

REUTERS | TECHNEWS | FIRMAN

sumber:Tempo.co

Posting Komentar